Kampanye berbentuk bantuan material rentan menyasar kelompok masyarakat miskin dan menjadikannya alat manipulasi ekonomi yang bertentangan dengan prinsip kesetaraan politik.
Dalam tinjauan moral cara membagi beras dengan melemparkannya dari truk juga menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap martabat masyarakat. Ini menciptakan narasi eksploitasi rakyat kecil sebagai objek kampanye, bukan subjek demokrasi.
“Praktik ini bertentangan dengan nilai-nilai luhur demokrasi yang mengutamakan penghormatan terhadap rakyat sebagai pemegang kedaulatan. Dalam perspektif sosial politik perlakuan seperti ini memperburuk citra politik lokal, memposisikan masyarakat sebagai penerima bantuan yang “tidak terorganisir” alih-alih peserta aktif dalam demokrasi,” ujarnya.