Tanggapi Ambrolnya Atap Gedung Cagar Budaya di Siak, Ketua TACB: Karena Tidak Dimanfaatkan

Siak349 Dilihat

SIAK (WARTASIAK.COM) – Belum lama ini sempat beredar kabar di media massa (portal online, red) tentang kondisi bangunan Gedung Cagar Budaya di Kecamatan Mempura Kabupaten Siak Riau, yang mengalami kerusakan cukup parah, yakni atap pada bagian teras ambrol/roboh seperti diterpa angin puting beliung.

Menurut informasi yang diterima awak media, ambrolnya atap Gedung Cagar Budaya yang dikenal dengan sebutan Landrad/Controler itu, bukan terkena terpaan angin puting beliung ataupun angin topan, melainkan disebabkan karena salah satu kayu/balok penyangga patah.

Terkait kejadian ambrolnya atap Gedung Landrad/Controler itu, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Irham Themas akhirnya angkat bicara. Menurutnya, bagian/komponen atap yang ambrol itu disebabkan karena faktor usia yang sudah lama/tua.

“Yang rusak dan ambrol itu kayu yang asli dan bukan kayu yang baru. Pada saat pemugaran beberapa tahun lalu, bagian teras tersebut hanya mengganti reng saja. Kalau kayu yang diganti sudah ditreatment dengan anti rayap,” jelas Irham Themas, Senin (19/08/2024) kemarin, kepada Wartasiak.com.

Dikatakannya juga, saat ini bangunan tersebut merupakan aset milik Dinas Pariwisata (Dispar) Siak. Ketika dipugar dipindahkan sementara ke Dinas PU Tarukim Siak, namun setelah selesai pemugaran dibalikkan lagi ke Dispar.

“Karena bangunan itu asetnya Dispar, tentu saja perawatan bangunan dan landskap menjadi tanggungjawab Dispar. Terlebih lagi sudah ada pegawai yang menjaga bangunan tersebut. Namun sepertinya semenjak pemugaran tidak pernah ada perawatan, bahkan beberapa barang seperti lampu dan pompa air hilang,” lanjut Irham Themas.

Masih kata Irham Themas, ditambah lagi karena tidak dimanfaatkan maka bangunan tersebut dikhawatirkan menjadi tempat kumpul yang negatif, seperti narkoba dan judi online.

Ketua TACB itu juga sempat menyoroti tidak adanya perawatan yang dilakukan oleh Dispar Siak pasca dilakukan pemugaran/rehabilitasi tahun 2021 lalu. Sehingga menyebabkan atap bagian teras Gedung Landrad/Controler tersebut ambrol.

“Karena bangunan itu merupakan Cagar Budaya, maka semestinya ada perawatan rutin. Artinya, meskipun itu bukan perawatan besar, tapi setidaknya ada perawatan pengecekan kondisi secara berkala. Sebelum atap itu ambrol, juga sudah pernah saya ingatkan untuk segera ditangani, tapi tidak ada respon. Alasan mereka karena tidak menganggarkan,” imbuh Irham Themas.

Menyinggung soal material atap yang dipasang pada Gedung Landrad/Controler itu, Irham Themas dengan tegas mengatakan bahwasanya atap yang dipasangkan adalah jenis genteng dengan model pemasangan telentang-telungkup. Dan cara pemasangannya juga tidak menggunakan semen.

“Pemasangan gentengnya hanya disusun saja tanpa menggunakan semen, karena kalau pakai semen akan menambah berat. Namun pada beberapa bagian ada yang saya mintakan untuk dipaku sebagai pengunci,” tutup Irham Themas.

Terlepas ambrolnya atap Gedung Landrad/Controler itu akibat apa dan tanggungjawab siapa, namun masyarakat sangat berharap agar perbaikan atap yang ambrol itu bisa secepatnya dilakukan, sehingga tidak menimbulkan kesan seolah tidak terperhatikan.

Jika hanya untuk memperbaiki bagian atap yang ambrol itu, diperkirakan biaya yang dibutuhkan tidak mencapai hingga puluhan juta. Bilamana Dinas PU Tarukim dan Dispar Siak bisa berembuk/koordinasi untuk langkah perbaikannya, tentunya kerusakan atap yang ambrol tersebut akan bisa segera teratasi, tanpa harus menunggu lama hingga bertahun-tahun.

Penulis: Atok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *